Ada seorang pemuda yang hidup dengan 2 saudaranya dan seorang ibu, dia adalah anak pertama. Setamat SD dia melanjutkan bersekolah ke SMP, disinilah perjuangn hidup dimulai. karena dia adalah anak tertua dan harus menghidupi kedua adeknya serta membantu sang ibu pemuda ini saat pagi hari sebelum berangkat sekolah dia berangkat kepasar untuk menjual michin (MSG) pada pagi hari buta sudah menjelajahi dinginnya udara desa untuk berjualan. Setelah waktu dirasa sudah agak siang dan jam sekolah pemuda itu langsung berangkat kesekolah dengan terlebih dulu mandi yang ia lakukan dipasar tersebut.
Setelah pulang dari sekolah ia berangkat menuju pasar yang lebih besar untuk membeli MSG yang nantinya akan ia jual keesokan harinya, setelah itu ia kembali ke rumah beristirahat dan mengerjakan tugas sekolah. Saat malam hari pemuda itu bersiap-siap untuk berangkat lagi, dia berangkat ke sebuah perkebunan yang gelap, malam saat bulan purnama adalah saat-saat yang sangat menggembirakan bagi pemuda itu karena saat itulah kodok-kodok akan keluar sehingga tidak susah mencarinya, kodok adalah seekor hewan yang bisa dijual ke rumah makan di kota.
Hari minggu atau hari libur sama dengan hari yang ia tunggu karena saat itu ia bisa ke terminal kota untuk menjadi kernet sebuah bus tujuan Nganjuk-Kediri, jadi kernet saat itu adalah hal yang bisa menghasilkan uang lebih mudah dari pada harus berjualan MSG ataupun mencari kodok yang resikonya bisa salah lubang masuk ke sarang ular dan tergigit. Saat menjadi kernet ia melihat seorang sopir bus dan ia ingin sekali menjadi sopir yang kerjanya cuma duduk diatas kemudi.
Hari demi hari dia jalani seperti itu sampai lulus sekolah, setelah lulus sekolah ia bertekad untuk pergi ke Surabaya dan bekerja untuk mencari nafkah di Surabaya. Sesampai di Surabaya ia menjalani semua pekerjaan mulai dari tukang becak, sopir truk tangki, sopir truk di perusahaan pembuat es dan banyak pekerjaan yang ia jalani dengan target ia bisa menuntaskan sekolah kedua saudaranya yang ada di desa.
Setelah kedua saudaranya sudah lulus sekolah semua ia kemudian menikah dengan seorang gadis yang berasal dari satu desa juga. kemudian keduanya hidup di Surabaya. Di Surabaya ia mengontrak sebuah rumah tepatnya sebuah kamar yang hanya cukup untuk dimasuki kasur sama almari. Setelah menikah ia dikaruniai seorang anak.
Dalam mengurus anak ia sangat bertanggung jawab sekali, ia bahkan rela bekerja apa saja agar orang-orang yang dicintainya dapat bahagia. ia mempunyai cita-cita yang mulia bahwa kelak putranya harus lebih baik darinya dan bisa menggapai ilmu setinggi langit tanpa memikirkan biaya dan ia rela untuk bekerja apa saja untuk membiayai pendidikan putranya.
beliau adalah alm bapak Saridjan, inspirasi terbesar dalam hidupku
Setelah pulang dari sekolah ia berangkat menuju pasar yang lebih besar untuk membeli MSG yang nantinya akan ia jual keesokan harinya, setelah itu ia kembali ke rumah beristirahat dan mengerjakan tugas sekolah. Saat malam hari pemuda itu bersiap-siap untuk berangkat lagi, dia berangkat ke sebuah perkebunan yang gelap, malam saat bulan purnama adalah saat-saat yang sangat menggembirakan bagi pemuda itu karena saat itulah kodok-kodok akan keluar sehingga tidak susah mencarinya, kodok adalah seekor hewan yang bisa dijual ke rumah makan di kota.
Hari minggu atau hari libur sama dengan hari yang ia tunggu karena saat itu ia bisa ke terminal kota untuk menjadi kernet sebuah bus tujuan Nganjuk-Kediri, jadi kernet saat itu adalah hal yang bisa menghasilkan uang lebih mudah dari pada harus berjualan MSG ataupun mencari kodok yang resikonya bisa salah lubang masuk ke sarang ular dan tergigit. Saat menjadi kernet ia melihat seorang sopir bus dan ia ingin sekali menjadi sopir yang kerjanya cuma duduk diatas kemudi.
Hari demi hari dia jalani seperti itu sampai lulus sekolah, setelah lulus sekolah ia bertekad untuk pergi ke Surabaya dan bekerja untuk mencari nafkah di Surabaya. Sesampai di Surabaya ia menjalani semua pekerjaan mulai dari tukang becak, sopir truk tangki, sopir truk di perusahaan pembuat es dan banyak pekerjaan yang ia jalani dengan target ia bisa menuntaskan sekolah kedua saudaranya yang ada di desa.
Setelah kedua saudaranya sudah lulus sekolah semua ia kemudian menikah dengan seorang gadis yang berasal dari satu desa juga. kemudian keduanya hidup di Surabaya. Di Surabaya ia mengontrak sebuah rumah tepatnya sebuah kamar yang hanya cukup untuk dimasuki kasur sama almari. Setelah menikah ia dikaruniai seorang anak.
Dalam mengurus anak ia sangat bertanggung jawab sekali, ia bahkan rela bekerja apa saja agar orang-orang yang dicintainya dapat bahagia. ia mempunyai cita-cita yang mulia bahwa kelak putranya harus lebih baik darinya dan bisa menggapai ilmu setinggi langit tanpa memikirkan biaya dan ia rela untuk bekerja apa saja untuk membiayai pendidikan putranya.
beliau adalah alm bapak Saridjan, inspirasi terbesar dalam hidupku