Mulailah

Tanpa permulaan, anda tidak akan sampai ke mana-mana.

Semangat

Semangat yang kuat mampu mengatasi apapun cobaan yang datang.

Konsisten

Lumbung emas dalam diri kamu adalah pikiran kamu. Kamu dapat menggalinya sedalam-dalamnya dan sepuas-puas yang kamu inginkan.

Pantang Menyerah

Gagal selepas usaha adalah hikmah, anda akan mendapat sesuatu yang lebih besar daripada apa yang anda sangkakan.

Be The One

Be the one is better than be the best.

Saturday, January 7, 2012

Salam

Baru kali ini saya menulis tentang agama, mohon maaf apa bila banyak salah dalam tulisan ini karena saya hanya seorang pembelajar yang sedang belajar dan akan selalu belajar mengamati dunia.
Perkembangan teknologi membuat segalanya menjadi lebih ringkas semisal komputer yang dulunya sebesar rumah sekarang menjadi sebesar buku tulis dan bahkan bisa dibawa kemana-mana.

 

Karena perkembangan teknologi itu semakin pesat begitu juga perkembangan komunikasi yang dulu menggunakan surat, yang dikirim sekarang bisa-bisa bulan depan baru nyampe. Sekarang  sambil tiduran pun kita bisa mengirim pesan.
     
Tapi yang jadi permasalah terkadang saya bertanya-tanya dalam hati apakah itu semua juga berimbas kepada perilaku sosial masyarakat kita??? menurut analisa saya (lebay mode on) dahulu kala salam dilakukan dengan mengucapkan kata Assalamu'alaikum dan kamudian dijawab dengan salam juga, tetapi akhir-akhir ini salam agak diganti dengan askum dan bahkan lebih parah lagi ada yang bilang ass.

Dasi Assalamu'alaikum menjadi ass. untuk itu apakah tidak ada salahnya jika kita mengucapkan salam dengan menggunakan istilah yang agak panjang sedikit karena salam itu adalah sebuah do'a.
Atas semua perkataan saya saya mohon maaf bagi yang merasa dan juga saya disini belajar untuk menjadi yang lebih baik. semoga hal ini dapat kita jadikan pelajaran untuk kita semua. amin....

Friday, January 6, 2012

Pengertian Energi, Potensial, Kinetik dan Hukum Kekekalan Energi - Fisika

Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah joule. Dalam ilmu fisika energi terbagi dalam berbagai macam/jenis, antara lain :
- energi potensial
- energi kinetik/kinetis
- energi panas
- energi air
- energi batu bara
- energi minyak bumi
- energi listrik
- energi matahari
- energi angin
- energi kimia
- energi nuklir

- energi gas bumi
- energi ombak dan gelombang
- energi minyak bumi
- energi mekanik/mekanis
- energi cahaya
- energi listrik
- dan lain sebagainya

A. Energi potensial atau Energi Diam
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Contoh misalnya seperti buah kelapa yang siap jatuh dari pohonnya, cicak di plafon rumah, dan lain sebagainya.
Rumus atau persamaan energi potential :
Ep = m.g.h
keterangan
Ep = energi potensial
m = massa dari benda
g = percepatan gravitasi
h = tinggi benda dari tanah
B. Energi Kinetik atau Kinetis
Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya. Benda yang bergerak memiliki energi kinetik.
Rumus atau persamaan energi kinetik :
Ek = 1/2.m.v^2
keterangan
Ep = energi kinetik
m = massa dari benda
v = kecepatan dari benda
v^2 = v pangkat 2

C. Hukum Kekekalan Energi
" Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan "
Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan.
Rumus atau persamaan mekanik (berhubungan dengan hukum kekekalan energi) :
Em = Ep + Ek
keterangan
Em = energi mekanik
Ep = energi kinetik
Ek = energi kinetik
Catatan :
Satuan enerti adalah joule

Bilangan Hampir Bulat

Banyak bentuk operasi pada bilangan di dalam matematika yang nilainya hampir bulat. Contohnya, sin 11 = −0,999990206… (hampir sama dengan −1). Bilangan-bilangan hampir bulat dengan operasi-operasi tidak sederhana (bukan operasi Aritmetika biasa: tambah, kurang, kali, & bagi), seperti fungsi trigonometri, penarikan akar, logaritma, kaitan dengan bilangan-bilangan irrasional (e, p, dll) dalam matematika kadang disebut sebagai Bilangan Hampir Bulat (almost integer). Satu yang menarik, bila kita melakukan perhitungan dengan bilangan-bilangan tsb kita bisa tertipu pada hasil perhitungannya, sekalipun menggunakan kalkulator (yang umumnya terbatasi pada ketelitian tidak lebih dari 10 atau 12 angka). Contoh lainnya:
cos (ln (p+20)) = - 0,9999999992…(hampir - 1)
22p4 = 2143,000002748… (hampir 2143)
510 10log 7 = 431,00000040… (hampir 431)
3Ö2(Ö5 2) = 1,0015516… (hampir 1)
Sekarang cobalah menemukan panjang d pada
bangun di bawah ini.



Jika Anda mencoba mengukurnya, maka Anda akan menjumpai bahwa d = 7. Tidak peduli, apakah Anda mengukur dalam ukuran meter lalu teliti hingga ke ukuran micrometer sekalipun. Karena, ukuran sesungguhnya d = 7,00000008574…


artikel sandur dari buletin RINGAN edisi maret 2007

Mobile Perspectives: On teaching Mobile Literacy

David Parry
David Parry (dparry@utdallas.edu) is Assistant Professor of Emerging Media and Communications at the University of Texas at Dallas.

Comments on this article can be posted to the web via the link at the bottom of this page.
"The future our students will inherit is one that will be mediated and stitched together by the mobile web, and I think that ethically, we are called on as teachers to teach them how to use these technologies effectively."
In the book Smart Mobs, Howard Rheingold argues: "The mobile internet . . . will not be just a way to do old things while moving. It will be a way to do things that couldn't be done before." In part because of this, he then suggests: "A new kind of digital divide ten years from now will separate those who know how to use new media to band together from those who don't."1 Rheingold wrote that in 2002. In other words, that ten-year horizon has nearly expired. While recognizing that digital access is not evenly distributed in the United States, which is to say nothing of the global distribution, we can safely say that this transformation is already here; we are already at the moment in which the ability to use social media, and particularly social media as amplified through the power of the mobile web, has become a key literacy. (Literacy here is perhaps the wrong term, for the skills needed to navigate and take ownership of these spaces far exceed the comparatively simple skill of comprehending written text.)
What makes this moment ever more complicated is that just as we have introduced computers into the classroom—just as we have started to come to terms with the idea of wired learning spaces, mediated laptops, and occasionally the now-dinosaur-like desktops—the mobile web is about to make all this technological adaptation rather outdated. The unwired learning space is about to substantially alter the landscape of teaching with and through technology. As my colleague Dean Terry likes to point out, we are in the "Late Desktop Era."2 Some educators have responded by banning this new technology from the learning space, demanding that students turn off their smartphones and keep their tablet computers stowed in their bags. This approach, I would suggest, is precisely the wrong tack to take. The future our students will inherit is one that will be mediated and stitched together by the mobile web, and I think that ethically, we are called on as teachers to teach them how to use these technologies effectively, to ensure that they end up on the right side of the digital divide: the side that knows how to use social media to band together. Teaching mobile web literacy seems to me as crucial as teaching basic literacy.
To be sure, I am not suggesting that educators encourage students to text each other during class. Instead, I feel that one of our obligations as educators is to consider how the mobile Internet changes not only how we teach, but what it means to be knowledgeable and educated in our culture. And just as important, the mobile web opens up a host of pedagogical possibilities. Let me sketch out a few literacies that we ought to be striving to teach our students:
"Teaching mobile web literacy seems to me as crucial as teaching basic literacy."
1. Understanding Information Access. A mobile web often creates a situation in which information is quickly and easily available online. Within the classroom, this means nearly any bit of factual information we need is accessible in a matter of seconds—if one knows how to navigate the web efficiently. Frequently I will say in class: "I am not sure: look it up." I do this for several reasons. First, I often do not know things, and I think admitting to not knowing is good modeling for students. But second, in articulating this not knowing, I am inviting students to practice the skill of information access and see this activity as a valuable part of academic conversation (and not just as the fastest way to answer any trivia question). This task can be effective even in a wired classroom, using desktop computers or laptops, but having students use mobile devices demonstrates to them how finding information is not contingent on access to a not-so-mobile device. They are therefore able to practice the skill of quick information access and credibility detection—a skill that will be useful throughout their lives regardless of what they choose to do professionally.
2. Understanding Hyperconnectivity. I often encourage students to Twitter during class. This is not to suggest that I ask them to ignore what is occurring in the classroom space in favor of following a Twitter stream; rather, as a class exercise, students often tweet about what is going on during class. This serves as both a collaborative note-taking exercise3 and a demonstration of how conversation can be extended beyond the classroom space, similar to the way Twitter is now a popular tool at conferences. But there are also times in class when we will talk about how engaging in this type of hypermediated experience can distract from directing full attention to a particular event. Again, one of my goals is to teach students when and how to effectively use this technology.
3. Understanding the New Sense of Space. This is perhaps the most important and also perhaps the hardest literacy to explain. I am not sure that our society has become fully aware of the degree to which geo-location and the mobile web will change our daily practices. Web services like Gowalla (http://gowalla.com/) and FourSquare (http://foursquare.com/) are just the very beginning of the massive amounts of data that we are going to be layering on top of the physical world and that will substantially alter how we can interact with space. Even augmented reality applications such as Layar (http://www.layar.com/) and Wikitude (http://www.wikitude.org/en) are just the initial offerings in what is going to become an increasingly complex, data-rich landscape. So here, again, my goal is to get students to begin to understand how one can use a mobile device to both create and access spatial information. When our class reaches the point during the semester at which we discuss the increasing prevalence of cameras in our daily life, I have students use their mobile devices to begin to document all the cameras they see. I have them take a picture of any surveillance camera they notice during the day. I then have them share these photos with each other, mashing up the data to make a map of all the cameras (http://cameraseverywhere.us/).
With all of these activities, my goal is to have students begin to understand and practice using their mobile devices. And with all of these activities, there are many other ways to accomplish these goals, as well as many other mobile literacies that I think educators need to help students develop. For me, the key piece is recognizing that the mobile computing power in our pockets radically changes not merely our classrooms but, more important, the spaces that students inhabit and the conversations they have outside of our teaching. I want to teach students to take ownership of this type of change so that they can shape the mobile transformation as much as they are shaped by it.
Notes
1. Howard Rheingold, Smart Mobs: The Next Social Revolution (Cambridge, Mass.: Perseus Publications, 2002), pp. xiv, xix.
2. Dean Terry, "Location Literacy & Foursquare in the Classroom," MediaCommons, March 13, 2010, <http://mediacommons.futureofthebook.org/content/location-literacy-foursquare-classroom>.
3. Marshall Kirkpatrick, "How One Teacher Uses Twitter in the Classroom," ReadWriteWeb, June 1, 2009, <http://www.readwriteweb.com/archives/how_one_teacher_uses_twitter_in_the_classroom.php>.

Mengapa 0,999… Sama Dengan 1?

Sejak di Sekolah Dasar, siswa telah diperkenalkan dengan pecahan desimal, bahkan mengenai topik konversi antar bentuk pecahan desimal, persen, dan pecahan biasa. Setiap bentuk pecahan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, setiap bentuk pecahan kadang cocok dipergunakan untuk konteks tertentu, namun tidak cocok untuk konteks yang lain. Misalnya ketika berbicara mengenai seberapa besar pertambahan jumlah penduduk, maka pecahan yang paling sesuai adalah bentuk persen.

Dari berbagai bentuk pecahan, pecahan desimal merupakan “bentuk akhir” dari pecahan, karena merupakan implikasi logis dari perkembangan sistem desimal. Seperti yang kita tahu, pada perkembangan sistem bilangan berawal dari pencacahan yang ditandai dengan sistem pengelompokan dan “berakhir” dengan diterimanya secara luas sistem nilai tempat dan sistem desimal (basis 10) menjadi pilihan terakhir umat manusia yang terbukti ampuh penggunaanya baik dalam kehidupan sehari-hari terlebih lagi pada kegiatan ilmiah.


File lengkap disini

Monday, January 2, 2012

4 Gaya Belajar

Mari mengenali, kira-kira seperti apa gaya belajar Anda dan mengevaluasinya, apakah sudah efektif?

Gaya visual
Pembelajar dengan gaya visual akan lebih baik menyerap informasi yang didapatkan melalui gambat, video, graifs, dan teks buku. Orang-orang dengan tipe ini akan mendapatkan keuntungan ketika informasi disajikan melalui proyektor, papan tulis, dalam sebuah kertas, atau buku.

Penyuka gaya visual biasanya selalu memastikan catatan yang mereka buat dengan detil, dan selalu menyediakan waktu ekstra hanya untuk mereview kembali informasi yang didapatnya dengan membaca buku.

Seringkali, pembelajar gaya visual juga membuat sebuah gambar dan diagram ketika mencoba untuk memahami suatu subjek.

Gaya auditori
Pembelajar dengan gaya auditori akan merasa lebih efektif menyerap informasi hanya dengan mendengarkan materi yang dipresentasikan dosen atau pembicara, melalui rekaman suara, dan bentuk lain dari komunikasi verbal.

Ketika seorang dengan gaya visual lebih nyaman dengan membaca buku atau menyaksikan melalui video, maka pembajar auditori merasa lebih baik dengan menghadiri sebuah kelas perkuliahan untuk mendengarkan langsung dari sang dosen.

Gaya taktil
Pembelajar dengan tipe taktil akan menyimpan informasi dengan baik jika turut terlibat dan berpartisipasi, sehingga ia bisa bergerak dan melakukan sentuhan langsung. Pembelajar tipe ini juga dikenal dengan pembelajar tipe kinestetik.

Contoh dari gaya ini, biasanya bagi para siswa yang belajar bidang otomotif. Mereka akan mampu memelajari lebih baik dengan langsung mengutak-atik mobil daripada duduk di kelas mendengarkan dosen atau membaca buku. Lainnya, akan sangat antusias ketika ditugaskan untuk melakukan percobaan di laboratorium.

Gaya logis
Seseorang yang unggul dalam matematika dan memiliki keterampilan yang kuat penalaran logis biasanya masuk kategori pembelajar logis. Mereka melihat pola cepat dan memiliki kemampuan yang tajam untuk menghubungkan informasi yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang lain.

Pembelajar gaya logis akan menyimpan informasi dengan lebih baik melalui gambaran koneksi yang dibuatnya setelah mengorganisir segala informasi yang didapat.

Gaya sosial
Pembelajar gaya sosial biasanya unggul dalam menulis dan kemampuan komunikasi verbalnya. Orang-orang dengan tipikal ini akan gampang berbicara dengan orang lain dan sering memahami perspektif mereka. Oleh karena itu, tak jarang orang akan meminta nasehat dari para pembelajar gaya sosial ini. Mereka juga dikenal bisa bekerja baik dalam kelompok dan menyukai berkonsultasi dengan guru secara individual.

Gaya soliter
Pembelajar gaya soliter biasanya lebih suka bekerja sendiri dalam bentuk yang lebih privasi. Mereka tidak tergantung kepada orang lain atau mengharapkan bantuan orang lain dalam memecahkan masalah studinya.

Orang dengan tipe ini akan menganalisa apa yang mereka pelajari dengan preferensi dan metode sendiri. Dengan kesenangannya bekerja sendiri, sangat memungkinkan mereka akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan.

Nah, untuk menentukan mana gaya terbaik dan efektif bagi Anda dalam menyerap informasi yang didapat selama proses yang belajar, temukan gaya yang bisa membuat Anda nyaman. Ketepatan gaya dalam belajar akan bermanfaat dalam mendukung kesuksesan belajar dan masa depan Anda!

Read more: http://banksoal.web.id/component/content/article/88-update-soal/136-di-antara-4-gaya-ini-mana-gaya-belajar-anda#ixzz1iMJnZR95

Lepas Chip

Alat dan Bahan
  1. BGA Rework
  2. Pinset
Gambar untuk BGA Rework
Gambar Pinset
Langkah
  1. Atur mainboard pada kaki-kaki pemanas
  2. Posisi Irda harus tepat diatas chip yang akan dilepas
  3. Jarak dari Irda ke Chip disesuaikan dengan diameter sinar irda yang menyinari chip. (Chip harus tersinari semuanya dan tidak boleh sinarnya melebihi karena dapat mengganggu komponen yang lainnya)
  4. Setting pemanas bagian bawah pada posisi 250 Celcius
  5. Setting Irda pada posisi 120 Celcius
  6. Sinari sebanyak 8-10 kali
  7. Cek dengan pinset setiap ujung pin dengan cara ditekan. jika semua kakinya sudah bergerak maka chip tersebut siap menempel pada board.
  8. Matikan Irda dan Plat bawah
  9. Beri udara dingin pada chip agar kaki-kaki cepat mengeras
  10. Maksimal suhu pada saat pemanasan chip adalah 170 celcius, jika lebih dari itu maka chip akan rusak dan tidak bisa digunakan kembali
  11. Selamat mencoba semoga berhasil

Saturday, December 31, 2011

My Place

Room 203
In this i stay, in this room to i construct my dream to get the best future. I trust, i can get my dream if i consistance.



In Elevator
 Every day i used this elevator, before i have a dream "how if stay in apartment?" every day i will use elevator, and now in this country i get it. Thanks Allah You realize my dream. but i want keep dream to get apartment with my self.

My Bed
 In this bed i sleep, in this bed to i dream and construct my best future


Bed Room


Kitchen

Bath Room



Thursday, December 29, 2011

Dasar Reballing Chip


leaded solder ball mencair pada suhu 180-185 derajat celcius
lead free solder ball mencair pada suhu 215-220 derajat celcius

Gambar Chip

VCC VDD V+ VS+ Positive supply voltage
VEE VSS V− VS− Negative supply voltage



B+                          AC or battery power rail for power circuit.


+VCC_CORE           Core voltage for CPU


+0.9VS                   0.9V switched power rail for DDR terminator


+VCCP                   1.05V switched power rail


+1.5VS                  1.5V switched power rail


+1.8V                 1.8V power rail for DDR


+1.8VS               1.8V switched power rail


+2.5VS                 2.5V switched power rail


+3VALW               3.3V always on power rail


+3VS                   3.3V switched power rail


+5VALW              5V always on power rail


+5VS                   5V switched power rail


+VSB                  +VSB always on power rail


+RTCVCC             Real Time Clock power


PWB (Printed Wiring Board)


Layer 1 : TOP


Layer 2 :SGND


Layer 3 : IN1


Layer 4 : IN2


Layer 5 : VCC


Layer 6 : BOT


IC CMOS umumnya meminjam konvensi NMOS VDD dan VSS untuk positif untuk negatif meskipun fakta bahwa rel pasokan baik positif dan negatif benar-benar pergi ke terminal sumber (suplai positif pergi ke sumber PMOS, pasokan negatif ke sumber NMOS). IC menggunakan transistor bipolar telah VCC (positif) dan pin VEE daya (negatif) pasokan.


Dalam sistem catu daya tunggal (misalnya, banyak sirkuit digital dan analog sederhana) catu daya negatif juga sering disebut sebagai GND. Dalam "rel split" sistem pasokan ada beberapa tegangan suplai. Contoh sistem seperti termasuk ponsel modern, dengan GND dan tegangan seperti 1.2V, 1.8V 2.4V, 3.3V dan PC, dengan GND dan tegangan seperti-5V, 3.3V, 5V, 12V. Power-sensitif desain sering memiliki beberapa rel listrik pada tegangan yang diberikan, menggunakan mereka untuk menghemat energi dengan mematikan pasokan untuk komponen yang tidak digunakan aktif.


Sirkuit yang lebih canggih akan sering memiliki pin membawa tingkat tegangan untuk fungsi yang lebih khusus dan ini umumnya diberi label dengan beberapa singkatan dari tujuan mereka. Sebagai contoh VUSB untuk penyediaan dikirimkan ke perangkat USB (5V nominal), VBAT untuk baterai, atau Vref untuk tegangan referensi untuk konverter analog-ke-digital. Sistem menggabungkan kedua rangkaian digital dan analog sering membedakan dasar digital dan analog (GND dan AGND), membantu mengisolasi gangguan digital dari sirkuit analog sensitif. Perangkat kriptografi tinggi keamanan dan sistem keamanan lainnya kadang-kadang memerlukan pasokan listrik terpisah untuk mereka yang tidak terenkripsi dan terenkripsi (merah / hitam) subsistem untuk mencegah kebocoran dari plaintext sensitif

Friday, December 23, 2011

Kehidupan


pasar tradisional
Pasar tradisional sangat jarang dijumpai dan biasanya sangat ramai dengan bule-bule yang lagi cari suasana lain. keadaan ini sama seperti di Indonesia negeri tercinta cuman bedanya pasar disini tidak becek dan kotor doang

Sebelah kiri adalah telor ayam, sebelah kanan telor bebek
kasian ukurannya diperkecil sehingga kalah sama ayam
Telur ayam disini hampir semuanya berwarna putih bersih, sama seperti telur ayam jawa klo di Indonesia tetapi agak lebih besar. untuk telur bebek berlaku sebaliknya ukurannya lebih kecil dari pada di Indonesia dan juga warnanya putih kayak telur ayam jawa.
suasana jalan utama
Jalan-jalan dikota ini umumnya lebar-lebar secara ini adalah daerah yang sangat luas dan dulu merupakan padan pasir. Untuk sepeda motor disini terlihat agak jarang maklum klo musim panas udaranya bisa sangat panas jadi yang punya sepeda motor amat sedikit dan juga untuk transportasi masa selalu ontime dan banyak berkeliaran dijalanan. jadi buat yang gak punya mobil cukup naik metro ataupun bus semuanya ber-AC jadi gak bakalan kepanasan.